Senin, 16 Oktober 2017

Cara efektif mengendalikan gulma dan hama tanaman jeruk


Gulma dan hama merupakan musuh petani yang tidak dikehendaki keberadaannya. Pada artikel kali ini kita tujukan pada tanaman jeruk terutama pekebun jeruk yang mempunyai luasan perkebunan hektaran.  Keberadaan gulma dan hama pada tanaman jeruk sangat mensugesti produktivitas jeruk. Tidak tertutup kemungkinan dengan serangan hama dan gulma ini daun menjadi kuning dan tidak menghasilkan bunga, kesudahannya buah pun tidak muncul. 

Pengendalian gulma yang salah kaprah
Banyak petani melaksanakan pengendalian gulma dengan cara brutal dengan kata lain tanpa melaksanakan takaran dan dosis berlebih. Pekebun acak kali melaksanakan penyemprotan dengan herbisida sistemik yang mungkin dimaksudkan semoga gulma yang berada disekitar tanaman mati total. Akan tetapi hal itu sangatlah mensugesti perkembangan tanaman jeruk. Penggunaan herbisida sistemik untuk mengendalikan tanaman jeruk berefek pada akar jeruk. Herbisida sistemik yang masuk ketanaman jeruk melalui jaringan tanaman, akar serabutnya akan ikut rusak pula dan hal ini yang menyebabkan daun jeruk menguning serta tidak muncul bunga. Herbisida merupakan salah satu alternatif terakhir dalam mengendalikan gulma dan itupun cukup dengan menggunakan herbisida kontak bukannya sistemik. Jika pun untuk melaksanakan penyiangan dengan tenaga kerja susah alasannya yaitu tenaga kerja sulit, maka alternatif yang mampu kita lakukan yaitu dengan menggunakan mulsa.

Mulsa plastik mengendalikan gulma dan hama di kebun jeruk
Beberapa gulma yang sering ditemukan di tanaman tahunan menyerupai tanaman jeruk, tanaman mangga yaitu rumput teki Cyperus rotundus dan babandotan Ageratum conyzoides. Tumbuhan yang tak dikehendaki keberadaannya itu bersaing dengan tanaman utama menyerap air, unsur hara, sinar matahari, dan tentu saja ruang tumbuh. Akibatnya nutrisi untuk tanaman utama berkurang. “Pemasangan mulsa sangat cocok untuk perkebunan jeruk di tempat-tempat yang susah tenaga kerja. potensi kerugian pekebun akhir gulma mencapai 40—60%. Pada tanaman semusim, efek persaingan dengan gulma segera terlihat sehingga penanggulangan harus dilakukan lebih cepat. Namun, pada tanaman tahunan menyerupai jeruk dan mangga, proses persaingan lambat dan tak kasat mata. Tahu-tahu produktivitas melorot 60%

teknik pemasangan mulsa

Keuntungan lain menggunakan mulsa khususnya plastik hitam perak (PHP) dapat membantu pengendalian hama thrips. Menurut Hadi Mulyanto kalau serangan hama pengisap itu terjadi semenjak bunga mekar, mampu menurunkan pendapatan pekebun hingga 50%. “Buah jeruk menjadi burik dan cacat sehingga tak layak jual,” ujar alumnus Agronomi, Universitas Muhammadiyah Malang itu. Dengan menggunakan mulsa PHP, lingkungan sekitar tanaman menjadi panas dan pantulan cahaya mulsa menyilaukan. Itu yang membuat thrips enggan datang.

Selain plastik, daun jati dan jerami juga dapat digunakan sebagai mulsa. Keuntungannya, pekebun tak perlu melepas mulsa organik itu. “Dibiarkan saja hingga lapuk. Biar sekalian jadi pupuk,” ujar Hadi. Namun tentu saja, kurang efektif untuk membantu pengendalian thrips. Selain itu, daya tahan mulsa organik singkat. “Mulsa jerami hanya bertahan kurang dari 2 bulan, sementara daun jati sekitar 4 bulan,” kata lelaki kelahiran Kota Malang, 22 Januari 1958 itu.
Pemasangan mulsa menyesuaikan besarnya batang tanaman atau umur. “Jika jeruk masih belum produktif atau berumur 3 tahunan, cukup menggunakan mulsa ukuran 1 m x 1 m. Kalau sudah di atas 3 tahun, 2 m x 2 m,” kata kepala kebun Balitjestro periode 1995—2011 itu.

Cara pemasangan mulsa
Sebelum mulsa dipasang, disarankan untuk memendekkan rumput terlebih dahulu kalau gulma itu terlalu tinggi. Saat pemasangan, batang tanaman berada di tengah atau diapit dua mulsa. “Jadi yang terbuka hanya pada lingkar batangnya. Sementara untuk pemasangan mulsa daun jati butuh pemberat menyerupai urukan tanah.

Waktu pemasangan mulsa setelah pemupukkan kedua. “Jika pemasangannya setelah pemupukkan pertama nanti akan susah pada pemupukkan ke-2,” papar Hadi. Rata-rata semenjak 3 bulan pascabunga, pekebun memupuk tanaman untuk kali ke-2. “Pemasangannya selama 6 bulan atau 1—1,5 bulan sebelum panen,” katanya. Biasanya gulma mulai bertumbangan sebulan pascapasang mulsa. Menurut Hadi, mulsa PHP mampu digunakan hingga 3 kali demam isu tanam atau 3 tahun. “Setelah pakai mampu dilipat dan diselipkan di batang tanaman itu. Jangan dicampur alasannya yaitu mampu tertukar ukuran lain sehingga menyulitkan pemasangan selanjutnya,” .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar