Fluktuasi harga momok bagi pekebun cabai. Ketika stok barang di pasaran sedikit, harga melambung sehingga mereka untung. Namun, ketika pasokan cabai melimpah, harga anjlok. Kondisi itu membuat pekebun rugi. Pekebun terpaksa menjual cabai dengan harga rendah karena buah pedas itu mudah rusak. Setelah panen proses metabolisme menyerupai respirasi dan transpirasi tetap berlangsung sehingga memicu layu.
Pengeringan cabai
Apalagi kandungan air tinggi berkisar 55—85% sehingga gampang busuk. Salah satu cara untuk meningkatkan nilai ekonomi cabai merah dikala panen melimpah ialah dengan mengolahnya menjadi bentuk kering, utuh, dan tepung. Menurut Dr Dedy A. Nasution, perekayasa madya di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Badan Litbang Pertanian, olahan cabai memperlihatkan nilai tambah sampai 80% dibanding produk segar.
Selain itu, cabai kering abadi sampai 6 bulan. “Pengeringan cabai menggunakan mesin lebih higienis dan tidak mengandalkan sinar matahari,” ujar Dedy. Produk cabai kering beredar di pasaran bahkan menghiasi gerai-gerai pasar modern di kota besar menyerupai Jakarta, Medan, dan Aceh. Tepung cabai bahan baku industri makanan menyerupai makaroni, kecap, dan kerupuk.
Itu sebabnya, Dedy dan rekan merakit alat pengering cabai yang bisa menurunkan kadar air sampai 80%. Ia menuturkan alat juga digunakan untuk mengeringkan komoditas lain menyerupai wortel, kentang, dan singkong. “Namun, tidak disarankan untuk biji-bijian menyerupai kacang hijau dan kedelai,” ujarnya. Alat berukuran 248 cm x 69 cm x 115 cm itu terbuat dari materi besi nirkarat food grade.
Alumnus Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, itu melengkapi mesin penepung generasi kedua dengan teknologi cyclone. Dampaknya dikala keluar dari mesin tepung tidak beterbangan akhir dorongan angin dari perputaran gigi-gigi pada disk mill. Di dalam mesin terdapat ulir untuk mengatur jumlah masukan bahan. Mesin menghaluskan 30—50 kg materi per jam dengan konsumsi materi bakar minyak hanya 3 liter.
Kehalusan tepung yang dihasilkan pada ayakan 30 mesh, 60 mesh, dan 80 mesh, masing-masing ialah 43%, 61%, dan 97%. Kebisingan bunyi 90,73 db dengan putaran engine dan penepung masing-masing 3.700 rpm dan 7.400 rpm. “Mesin penepung itu juga dapat dimanfaatkan untuk meghaluskan sayur-sayuran kering,” ujar Dedy. Kaprikornus ketika harga cabai anjlok, mesin penepung dan pengering dapat kita andalkan.
Di dalamnya terdapat rak berisi baki untuk menampung materi yang akan dikeringkan. Ketebalan tumpukan maksimal 4 cm. Lama pengeringan tergantung pada bahan. Proses pengeringan singkong tentu lebih lama dibanding cabai. Mesin berbahan bakar gas itu bekerja dengan mengalirkan udara panas secara mendatar dari arah depan ruang pengering melewati celah-celah tumpukan cabai.
Penepungan Cabai
Dedy melengkapi pengering itu dengan kompor, kipas, dan tombol pengatur suhu. Kompor pemanas menggunakan materi bakar gas. “Untuk sekali proses menghabiskan 3 kg elpiji,” ujar Dedy. Sementara itu, kipas pengembus udara digerakkan dengan motor listrik berdaya 750 watt. Untuk mengeringkan 42 kg cabai merah segar butuh waktu 11 jam. Kadar air yang tersisa dari 84% menjadi 7%.
Cabai hasil pengeringan berwarna cerah dan bersih. Selama proses pengeringan, suhu diatur pada kisaran 65—70°C. Ahli gizi dan pangan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Kesehatan Bogor, Jawa Barat, Dr Mien Karmini menuturkan suhu optimal untuk mengeringkan materi makanan ialah 70°C. Pada suhu itu kandungan gizi tetap terjaga dan tidak memakan waktu terlalu lama. “Jika suhu yang digunakan di atas 70°C maka kandungan gizi berkurang,” ujarnya.
Pekebun dapat eksklusif menjual cabai-cabai kering itu atau mengolahnya kembali menjadi tepung. Produk tepung memperkecil kerusakan dan meminimalkan biaya distribusi. Dedy dan rekan merancang alat penepung yang bekerja menggunakan prinsip disk mill yaitu materi digiling di antara dua piringan yang berputar berlawanan dengan kecepatan tinggi. Dimensi mesin 248 cm x 69 cm x 115 cm. Ukuran disk mill berdiameter 229 cm dan lebar 4 cm.
sumber : majalah trubus
sumber : majalah trubus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar