Tampilkan postingan dengan label Ikan lele. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ikan lele. Tampilkan semua postingan

Senin, 16 Oktober 2017

Budidaya ikan lele tanpa pelet gabungan tradisional dan intensif

Budidaya ikan lele tanpa pelet

Budidaya ikan lele ( Clarias sp. )yang ketika ini banyak dilakukan ialah penggunaan pelet untuk mempercepat pertumbuhan serta meningkatkan bobot ikan yang mana pelet merupakan salah satu asupan nutrisi menyerupai protein dan karbohidrat andalan bagi peternak ikan lele. Akan tetapi penggunaan pelet ini berakibat meningkatnya biaya pakan, apalagi tingginya harga tepung ikan yang masih import ini menyebabkan harga pelet ikut merangkak naik. Yang jadi pertanyaannya ialah apakah dimungkinkan budidaya ikan lele tanpa menggunakan pelet sekalipun sebagai pakan utama ikan lele?. 

Budidaya ikan lele tradisional dan intensif
Sebelum menjawab pertanyaan diatas ihwal budidaya ikan lele tanpa pelet, alangkah bagusnya kita mengetahui perbedaan budidaya ikan lele secara tradisional dan intensif. 

a. Budidaya ikan lele secara  tradisional
Budidaya ikan lele secara tradisional merupakan budidaya yang tidak menitik beratkan pertumbuhan serta kepadatan ikan lele pada tebaran meter kubiknya. Pakan yang diberikan pun tidak memenuhi asupan nutrisi yang diharapkan ikan lele ( Pakan seadanya ) dan untuk pemanennya membutuhkan waktu yang lama. 

b. Budidaya ikan lele secara intensif
Budidaya ikan lele secara intensif ini berbanding terbalik dengan apa yang dilakukan secara tradisional. yang mana tebaran lele dalam satu meter kubik ( M3 ) lebih padat mampu mencapai 7-10 kali lipat populasi ikan lele secara  tradisional. Pakan yang diberikan sangat menunjang pertumbuhan ikan lele yang berupa pelet sehingga mempercapet panen ikan . Untuk lebih jelasnya mampu lihat tabel dibawah ini .

Budidaya ikan lele secara tradisional
Budidaya ikan lele secara intensif
1
Populasi per m3 sekitar 20 – 30 ekor/m3
1
Populasi per m3 sekitar 150 – 300 ekor/m3
2
Pemberian pakan tidak diubahsuaikan dengan
Bobot ikan
2
Pakan diberikan 5-10% dari bobot ikan yang diberikan 2 – 3 kali sehari
3
Waktu panen 6 bulan untuk mencapai bobot ikan 1 kg isi 8-10 ekor
3
Waktu panen 2-3 bulan untuk mencapai bobot ikan 1 kg isi 8 – 10 ekor

Budidaya ikan lele tanpa pelet 

Budiaya ikan lele tanpa pelet merupakan perpaduan yang menggabungkan budidaya ikan cara tradisional dengan intensif yang mana melibatkan perlindungan pakan sesuai dengan bobot ikan serta mengganti pelet dengan sumber protein dan karbohidrat lain yang kadarnya sama dengan yang terkandung dalam pelet ikan tersebut. 
Pakan buatan pengganti pelet
Perlakuan dengan Pemberian gedebong pisang dan campuran mikroba menyerupai yang dilakukan peternak bandeng di Cirebon, Jawa Barat, dapat diterapkan pada pembesaran Clarias sp. Itu alasannya ialah dari gedebong dan campuran mikroba akan muncul pakan alami menyerupai klekap dan plankton. Untuk menunjang dan mendongkrak bobot badan ikan sebagai pengganti pelet dengan perlindungan berupa campuran sayuran, dedak, dan ikan rucah. Semua materi terlebih dahulu diiris lalu diaduk. Terakhir, campuran itu direbus atau dikukus. Berikan pakan aksesori itu 2 – 3 kali per hari dengan dosis 5 – 10% dari bobot ikan.

Cara Budidaya lele di pantai Dengan Terpal

Cara ternak lele

Dulu Tanah berpasir ibarat kawasan pantai sangat sulit membangun bak untuk budidaya lele. Selain mudah amblas dikala diinjak, airpun mudah lolos ibarat terhisap diantara pori-pori pasir. Sehingga lebih banyak didominasi penduduk kawasan pantai kebanyakan untuk mengkhususkan diri untuk bertanam palawija dan cabai dilahan berpasir. Tapi sekarang cara budidaya lele di kawasan pantai telah dilakukan dan berkembang pesat dalam mengembangkan cara budidaya lele dengan menggunakkan terpal


Cara budidaya lele dengan terpal

Cara ternak lele dengan menggunakan bak terpal sangatlah simpel. Pertama-tama area yang hendak dibangun bak di keduk sedalam 90 cm. Dinding-dindingnya dibuat miring 3˚. Kemiringan ini nantinya memiliki kegunaan sebagai penyangga terpal dikala sudah berisi air. Tanah hasil galian itu selanjutnya digunakan untuk membuat tanggul setinggi kurang lebih 40 cm. Tanggul itu dipadatkan supaya kuat. Agar tidak amblas, permukaan tanggul diberi batako atau bata merah. Langkah berikutnya menunjukkan sekam di dasar bak setebal 10 cm. Untuk bak ukuran 4 m x 8 m ibarat milik Jumaryanto diharapkan 3 kubik sekam. Sekam memiliki kegunaan menjaga semoga suhu stabil di kisaran 27—30˚C. Selanjutnya selapis terpal dapat dipasang. Nah, ujung terpal yang mengitari pinggir bak kemudian ditutup batako atau bata merah. Batako gunanya sebagai pemberat semoga terpal tidak melorot. Selanjutnya bak siap
dipakai.

Baca Juga : Budidaya ikan lele tanpa pelet gabungan tradisional dan intensif

Cara Budidaya lele di pantai Dengan Terpal

Keuntungan penggunaan terpal 

cara bisnis lele dengan menggunakkan terpal banyak keuntungannya dibandingkan dengan bak semen. Untuk biaya membuat bak 4 m x 8 m dengan menggunakan sekitar Rp5-juta. Sedangkan cara ternak lele dengan menggunakan terpal biayanya sangat murah paling habis Rp. 800.000 untuk bak 4m x 8m. Masalah daya tahan pun tak kalah. Kolam terpal dapat dipakai selama 4 tahun, dengan syarat ujung terpal yang ada di tepi bak tertutup rumput. Jika tidak ketahanan terpal paling pol 2 tahun. Pun masa pengeringan bak jauh lebih singkat. Kolam tanah butuh waktu hingga 3 hari, terpal hanya 1 jam. Meski mudah dan aplikatif, ikan yang dipelihara di bak terpal butuh penanganan khusus. Ini alasannya ialah sisa pakan dan kotoran ikan tidak akan terurai akhir bak tidak bersentuhan dengan tanah. Jumaryanto mengatasinya dengan melaksanakan 2 kali penggantian air selama 1 siklus budidaya. Pertama pada dikala lele ikan berumur 50 hari dan kedua 10 hari berikutnya. Dengan cara ini maut lele paling banter mencapai 10%.