Tampilkan postingan dengan label vertikultur. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label vertikultur. Tampilkan semua postingan

Senin, 16 Oktober 2017

Desain unik gabungan hidroponik dan vertikultur

Desain unik gabungan hidroponik dan vertikultur

Inspirasi itu datang tiba-tiba dikala Kunto Herwibowo di dalam bus kota di Jalan Thamrin, Jakarta. Tepat di Bundaran Hotel Indonesia (HI) ia melihat air mancur mengucur deras, dari tengah bulat menuju segala penjuru. Air mancur di bak bergaris tengah 100 meter itu menginspirasi Kunto untuk membuat hidroponik baru. Eureka! Sebuah desain gres memadukan teknik hidroponik dan vertikultur lahir.

Bersama rekan, Ahmad Fa’i dan Ye’en, Kunto memadupadankan pipa-pipa polivinil klorida (PVC) sebagai wadah tanaman. Uniknya, pipa PVC tidak diletakkan secara horizontal ibarat pada hidroponik umumnya, tetapi vertikal. Kemudian Kunto menyambung pipa PVC itu dengan drum berkapasitas 50 liter di episode bawah. Di tengah pipa, ayah 3 anak itu meletakkan pipa kecil berdiameter 3,4 cm yang berfungsi sebagai penghantar air.
Hemat lahan

Desain gres itu mengombinasikan cara bertanam sayuran secara hidroponik dan vertikultur. Singkatnya disebut model hidroponik vertikultur. “Prinsip kerjanya (hidroponik vertikultur, red) ibarat air mancur,” ujar Kunto. Pompa di dalam drum akan memompa larutan nutrisi melalui pipa kecil dari drum hingga pipa episode atas. Sesampai di puncak, air memancar dan berpencar ke bawah. Pancuran air itu akan mengenai akar tanaman sehingga dapat diserap untuk pertumbuhan tanaman.

Selain itu desain hidroponik vertikultur itu sangat efisien dalam penggunaan lahan. Di lahan seluas 30 cm x 30 cm Kunto dapat menanam 48 sayuran. Bandingkan dengan hidroponik biasa dengan talang horizontal yang membutuhkan lahan 2 m x 1 m untuk menanam sayuran dengan jumlah sama. Menurut Dr Ir Anas Dinurrohman Susila MSi, anggota staf pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, vertikultur atau vertical culture menjadi solusi bagi keterbatasan tempat. “Dengan vertikultur, halaman rumah yang sempit pun bisa produktif menghasilkan sayuran,” ujar Anas.

Desain unik gabungan hidroponik dan vertikultur

Kelebihan lain hidroponik vertikal ialah hemat nutrisi. Kunto mengisi drum dengan larutan nutrisi sebanyak 30 liter. “Itu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman selama dua bulan,” katanya. Desain pipa dan drum tertutup sehingga air hujan tidak bisa masuk. Dengan begitu larutan nutrisi aman dari kontaminasi air hujan. Air hujan yang merembas masuk ke pipa akan mengurangi elektro conductivity (EC) larutan nutrisi. Jika itu terjadi, pertumbuhan tanaman terganggu, ibarat kerdil bahkan mati.

Dengan gaya gravitasi, air yang dipompa ke atas akan jatuh, mengalir ke ke bawah. Itu membuat kandungan oksigen dalam air meningkat. “Akar tanaman membutuhkan oksigen untuk pertumbuhan. Jika kebutuhan oksigen terpenuhi maka akar menyerap nutrisi lebih banyak,” kata pakar hidroponik di Jakarta, Ir Yos Sutiyoso. Hasilnya, panen selada pun lebih cepat 1—2 hari dibanding hidroponik talang horizontal. Pehobi senang alasannya lebih cepat mendapat sayuran segar. “Biasanya untuk masak sehari-hari atau dijual di lingkungan sekitar,” ujar Kunto.

Pipa bertingkat

Hidroponik Air Mancur

Teknik hidroponik vertikultur ala Kunto mengingatkan pada teknik serupa yang diterapkan Frank Fendler.  Pehidroponik di Philadelphia, negara episode Pennsylvania, Amerika Serikat, itu menerapkan teknik hidroponik vertikal di greenhouse 3.000 m2. Ia menanam selada boston menggunakan 140 pipa vertikultur berisi 64 tanaman. Bedanya pada sistem pengairan. Air mengandung nutrisi mengalir dari pipa di luar pipa tanam, ke dalam. Di dalam pipa tanam, air mengalir dari atas ke bawah mengenai akar tanaman. Frank menerapkan teknik ala Kunto pada penanaman tomat dan kol.

Selain Kunto, Bertha Suranto di Jakarta Timur juga membuat hidroponik secara vertikultur. Bedanya, Bertha melaksanakan hidroponik biasa—dengan pipa PVC di letakkan secara horizontal—tetapi pipa disusun secara bertingkat. Cara penanaman ibarat itu juga efektif dalam penghematan lahan. Bertha membuat model hidroponik bertingkat 3 setinggi 1,5 meter. Jarak antartingkat 10—30 cm. Ibu tiga anak itu menyusun 6 buah pipa PVC berdiameter 4 cm sepanjang 1,5 m secara horizontal.

Di setiap pipa terdapat 9 lubang dengan jarak antarlubang 15 cm. Lubang-lubang itulah yang menjadi kawasan meletakkan “pot” untuk menanam caisim, pakchoy, dan selada. Keenam pipa itu terhubung satu sama lain dengan pipa pengalir nutrisi. Sementara di episode atas terdapat atap plastik yang berfungsi sebagai penaung. Bertha menyiapkan kontainer berukuran 60 cm x 40 cm x 40 cm di episode bawah sebagai tandon penampung nutrisi dan pompa air. Pompa air itulah yang bertugas mengalirkan nutrisi dari tandon ke pipa teratas. Bertha menyusun pipa dengan kemiringan 150 sehingga air bisa mengalir ke pipa di bawahnya. Air nutrisi lalu masuk ke tandon untuk didinginkan dan dialirkan kembali.

Menurut Bertha, hidroponik cocok bagi pehobi yang senang bercocok tanam tapi enggan bersentuhan dengan tanah. “Saya bisa menanam, memupuk, merawat, dan memanen tanaman tanpa harus belepotan tanah,” katanya. Pehidroponik di Jakarta Timur itu hobi berkebun, tapi takut cacing yang notabene menjadi penyubur lahan. Dengan mengadopsi teknologi hidroponik, hambatan itu tersingkir. Sebab, teknologi itu memang tanpa tanah, tetapi memanfaatkan air atau media nontanah. Kini dengan dibuat vertikal, hidroponik kian cocok untuk lahan sempit.

Enam model aquaponik untuk lahan sempit


Semakin sulit dan mahalnya tanah terutama didaerah perkotaan, bagi anda yang hobi budidaya tanaman dan budidaya ikan, Aquaponik merupakan salah satu alternatif untuk menyalurkan hobi anda. Untuk tanaman mampu anda tanam cabai, kangkung, selada dan lain-lain ibarat halnya sistem hidroponik mampu dengan sistem vertikultur, parit, model pot ataupun talang air. Sedangkan untuk episode bawahnya anda mampu budidayakan ikan misalnya ikan lele, ikan mas dan lain-lain. Kaprikornus banyak motif atau sistem yang mampu anda terapkan dalam budidaya sistem aquaponik dan mampu anda kreasikan sendiri sehingga disamping menghasilkan ketika panen nanti, segi estitaknya pun ada. 

Metode sistem akuaponik/ aquaponik
Adapun sistem akuaponik terbagi menjadi empat, yakni anutan atas, anutan bawah, pasang surut, dan rakit apung. Menurut master Aquatic bioscience alumnus Kochi University, Jepang, itu calon petani dapat memilih sistem dan model sesuai kebutuhan, luas lahan yang tersedia, atau ketersediaan dana. Ia mencontohkan untuk rumah tangga, misalnya, mampu memilih sistem anutan atas dengan kolam kolam berbahan terpal yang mudah dibongkar-pasang.

Dari beberapa model itu pakar aquaponik menyarankan untuk menggunakan sistem pasang surut. Sebab, “Sistem pasang surut itu tidak mudah tersumbat,” ujar alumnus Fakultas Biologi Universitas Nasional itu. Dengan memilih teknik akuaponik yang tepat, hasil maksimal pun didapat.
Enam model akuaponik untuk lahan sempit

Berikut ini model-model sistem akuaponik yang mampu anda terapkan dilahan sempit anda dan mampu anda kreasikan sendiri baik budidaya tanamannya sehingga disamping menyalurkan hobi mampu juga untuk menjadi penghias pekarangan rumah anda. 

Model aquaponik tunggal DFT

Model aquaponik tunggal DFT

Cara kerja model aquaponik tunggal DFT ini yaitu air mengalir dari kolam terpal menuju ke pipa tanam sayuran yang mana ketinggian air di dalam pipa 4-5 cm. Kemudian air kembali mengalir ke kolam terpal. Untuk ukuran dimensinya yaitu 1 meter x 5 meter yang mana mampu menampung ikan kurang lebih 2500 ekor dan 200 lubang tanam. Perkiraan biaya pembuatan model aquaponik ini dikisaran Rp. 3 juta – 4 juta dengan masa ekonomis 3 tahun.

Model aquaponik anutan atas

Model aquaponik anutan atas

Model ini merupakan rancangan dari balai penelitian dan pengembangan budidaya air tawar. Adapun sistem kerja anutan atas ini yaitu air dari kolam dialirkan ke pipa yang terhubung di setiap pot. Pipia berdiameter 0,5 inci yang diletakkan di atas pot tanaman. Air akan mengucur dari pipa yang dilubangi. Pengucuran dilakukan secara terus menerus selama minimal delapan jam. Air yang mengalir dari lubang pipa akan pribadi keluar menuju kolam penampungan. Model aquaponik anutan atas ini berdiameter 3 m yang dapat menampung 4000 ekor ikan dengan 27 lubang tanam. Kolam terbuat dari kolam beton dengan biaya Rp. 6 juta hingga 7 juta sedangkan yang tebuat dari terpal biaya model anutan atas ini kurang dari Rp. 3 jutaan. Untuk umur pakai kolam beton 10 tahun sedangkan kolam terpal 1 tahun. 

Model aquaponik pasang surut

Model aquaponik pasang surut

Cara kerja model aquaponik pasang surut ini yaitu air dari kolam dialirkan ke kolam penampung di bibir kolam. Melalui pipa yang terhubung dengan pot tanaman, air dialirkan dari bawah hingga media tanam terendam. La,a pengaliran 5 menit. Setelah 5 menit, air surut lalu mengalir melalui pipa ke kolam pembuangan ke kolam ikan. 
Dalam pembuata model pasang surut ini mempunyai ukuran dengan diameter 2 m x 4 m dengan populasi ikan di kolam sebanyak 4000 ekor dan 26 pot tanaman dengan kisaran biaya pembuatan Rp. 6 juta – 7 juta dengan umur pakai 10 tahun.

Model aquaponik kolam bertingkat

Model aquaponik kolam bertingkat

Cara kerja aquaponik bertingkat ini yaitu air mengalir dari kolam terbawah menuju ke rak sayuran teratas. Air menggenai pipa sedalam 4-5 cm. Kemudian, air mengalir ke kolam terpal di tengah. Air dialirkan ke setiap pot di sekeliling kolam. Satu lubang air di setiap pot. Air kembali ke kolam terbawah.
Ukuran model aquaponik betingkat dengan dimensi 1 meter x 5 meter yang mana kolam bawah bias di isi ikan 2500 ekor sedangkan kolam atas di isi 1250 ekor ikan. Untuk tanamannya 211 lubang tanam. Biaya dalam pembuatan aquaponik kolam betingkat ini dikisaran Rp. 6 juta hingga 8 juta dengan umur pakai kurang lebih 3 tahun.

Model aquaponik rak sayuran bertingkat

Model aquaponik rak sayuran bertingkat

Cara kerja model aquaponik rak sayuran bertingkat ini yaitu air dari kolam penampungan naik ke sayuran paling atas, lalu air turun ke rak sayuran di bawah. Penanaman kedua tingkat sayuran itu menggunakan system deep flow technique ( DFT ) dengan kedalaman air 4-5 cm. Setelah itu air mengalir ke setiap pot di sekeliling kolam penampungan. Terdapat sebuah lubang untuk keluarnya air di setiap pot tanam. Kemudian anutan air itu kembali ke kolam

Ukuran dan biaya pembuatannya
Model aquaponik rak sayuran bertingkat ini memiliki ukuran dengan dimensi 1 meter x 2 meter untuk populasi 500 ekor ikan dan 220-250 lubang tanam. Untuk biaya pembuatanya kurang lebih Rp. 9 juta dengan jangka waktu pakai 10 tahun.

Baca juga ( Aquaponik perpaduan Hidroponik dengan perikanan )


Model aquaponik rakit apung

Model aquaponik rakit apung

Cara kerja model rakit apung ini yaitu penanaman sayuran diatas permukaan air. Akar tanaman terapung atau terendam dalam kolam penampung.
Ukuran pembuatan model aquaponik rakit terapung yaitu 2 meter x 4 meter dengan populasi ikan sebanyak 4000 ekor dengan 20 lubang tanam, populasi sayuran maksimal 80% dari permukaan air. Untuk biaya pembuatan aquaponik rakit apung ini dikisaran 6 juta hingga 7 juta dengan waktu pemakaian kurang lebih 10 tahun

Itulah enam model aquaponik yang mampu anda aplikasikan sebagai penyalur hobi anda dalam budidaya tanaman maupun budidaya ikan di lahan yang sempit.